|
|
Bicara |
ada
pepatah mengatakan bahwa, kedudukan seseorang ditentukan oleh
bicaranya, pembicaraan seorang yang berpendidikan akan berbeda
dengan orang yang tidak berpendidikan dan pembicaraan seorang yang
berpendidikan akan sama dengan bicaranya orang yang tidak
berpendidikan jika ia ngomongnya seperti orang yang tidak
berpendidikan.
begitupun seorang hamiludda`wah bicaranya akan berbeda dengan
orang pada umumnya karena ia diberikan pemahaman-pemahaman mana
yang baik dan mana yang buruk menurut islam. sehingga, dalam
pembicaraannya dan tingkah lakunya selalu berdasarkan pada
pemahaman yang shahih yaitu pemahaman Islam. |
|
Sejarah Kehidupan |
banyak kejadian dalam sejarah kehidupan ini, semuanya berputar
seperti detak jarum. Apa yang terjadi di alam ini, terjadi pula di
alam lainnya. saat ini Aku sedang menulis e-mail buat temen-temen,
saat ini pula akhi sigit mungkin lagi chating atau ka fira lagi
disibukkan dengan riset organ orang matinya, atau saat ini telah
terjadi kedahsyatan dibelahan bumi lainnya. semuanya berjalan,
semuanya mengukir lukisan sejarah kehidupannya masing-masing.
merupakan hal yang wajar dalam kehidupan ini, ada rasa senang, ada
rasa cemas, ada rasa sedih, ada rasa marah, dan ada rasa-rasa yang
lainnya. semuanya tercampur-baur seperti es campur yang terasa
nikmat karena campurannya. :) jika kita telah memahami arti hidup
dalam sepanjang arti kehidupan ini, kita telah bijaksana dengan
pertambahan umur kita ini maka ia
akan mudah untuk memberikan rasa maaf kepada orang lain. |
|
Kehidupan |
Saat kumenunggu temanku, kucatatkan dalam diariku tentang arti
kehidupan, arti kehidupan bagi orang-orang yang hidup, arti
kehidupan bagi orang tidak hidup, arti kehidupan bagi orang miskin,
arti kehidupan bagi orang yang kaya dan lain sebagainya.
Aku tidak mengerti kenapa orang bisa hidup, kalau setelah itu kita
akan mati ? Aku pun tidak mengerti kenapa orang yang enggan mati
tetapi ia mencampakkan kehidupannya bahkan membunuh kehidupan
orang lain. |
|
Aku Ingin Menangis |
Setiap saat kuingin menangis pilu
tapi selalu tertahan oleh diriku yang selalu bertolak belakang.
Sebatang rokok Sampoern Mild ini kucoba tuk menenangkan diri.
Lihatlah diriku! lihat sorot mataku dalam-dalam, keceriaanku yang
selama ini ada sebagai penutup kesedihanku. kesedihan yang tiada
tara telah merenggut batinku dan telah mengkoyak-koyak semangat
hidupku. Betapa tidak, Ayahanda tercinta telah meninggalkan
semuanya ...tiga tahun yang lewat peristiwa itu kembali dalam
benak ingatanku.
|
|
|